Anak-anakku kelas XII Mia 1, 2, dan 3... Alhamdulillah pada kesempatan kali ini kita dapat kembali dipertemukan dalam majelis mencari ilmu, walaupun di tengah keterbatasan akibat semakin merebaknya virus Covid-19. Maka dengan media blog ini, ijinkan pak Gun untuk memberikan materi tentang Sifat Koligatif Larutan.
Jika kita bedah judul materi kita yaitu Sifat Koligatif Larutan, maka ada kata yang sudah familiar di telinga kalian, yaitu LARUTAN. Masih ingatkah kalian apa itu larutan???
Larutan adalah campuran dari zat terlarut dan zat pelarut dengan komposisi perbandingan tertentu sehingga menghasilkan campuran yang homogen (tidak dapat dipisahkan lagi zat terlarut dan pelarutnya karena telah tercampur sempurna). Nah, lalu apa pengertian sifat koligatif???
Untuk memahami sifat koligatif, maka kita harus berimajinasi terlebih dahulu.
Pernahkah kalian memanaskan air gula (larutan gula) dan memanaskan air mentah biasa? jika kalian amati, waktu yang dibutuhkan untuk mendidih antara air gula dan air mentah itu berbeda. Air mentah biasa akan lebih cepat mendidih. Mengapa???
Jawabannya adalah karena larutan memiliki zat terlarut sedangkan air mentah/murni tidak. Lalu apa pengaruh zat terlarut sehingga mengakibatkan titik didih lebih tinggi dibanding air yang tanpa zat terlarut? Jawaban singkatnya adalah karena zat terlarut menghalangi zat pelarut (air) untuk menguap, sehingga proses mendidihnya larutan lebih lama dibandingkan air mentah biasa yang tidak memiliki zat terlarut.
Paham?? Jika belum paham, coba dibaca lagi sebelum kita lanjutkan pembahasan.
Lalu apa yang dimaksud dengan sifat koligatif larutan??
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak dipengaruhi oleh jenis zat terlarutnya, melainkan dipengaruhi oleh banyaknya zat terlarutnya.
Nah, untuk memahami pengertian sifat koligatif larutan di atas, maka kita harus imajinasikan proses pendidihan dari dua larutan berikut. Larutan A adalah air yang dicampur dengan 5 gram gula, sedang Larutan B adalah air yang dicampur dengan 10 gram gula.
Lalu larutan manakah yang lebih cepat mendidih???
Larutan yang lebih cepat mendidih adalah larutan yang memiliki zat terlarut lebih sedikit. Mengapa? karena zat terlarut yang sedikit maka semakin sedikit gangguan proses penguapan pelarut (air), sehingga lebih cepat mencapai fase mendidih.
Nah, bagaimana kalau kita bandingkan antara larutan urea dengan larutan gula, manakah yang lebih cepat mendidih di antara keduanya?
Ketika kita asumsikan jumlah partikel urea dengan partikel gula yang dilarutkan di dalam airnya adalah sama, maka titik didih keduanya adalah sama. Namun jika jumlah partikel keduanya berbeda, maka tentu titik didih keduanya pun berbeda"
Jadi... dapatkah kalian memahami pengertian sifat koligatif larutan dengan simulasi ini??
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak dipengaruhi oleh jenis zat terlarutnya, melainkan dipengaruhi oleh banyaknya zat terlarutnya.
Sehingga, apapun jenis zat terlarutnya (mau gula, urea, glukosa, garam) tidak akan berpengaruh, karena yang berpengaruh adalah banyaknya zat terlarutnya.
Nah, sifat koligatif larutan ada 4 jenis.
1. kenaikan titik didih larutan
2. penurunan titik beku larutan
3. Penurunan tekanan uap
4. tekanan osmosis
Yang telah kita bahas panjang lebar di mukadimah di atas adalah tentang sifat koligatif larutan yaitu kenaikan titik didih.
Perhatikan video berikut!
Jika pemutaran video ada masalah, klik link ini https://www.youtube.com/watch?v=RaNC1YoVADk
Untuk menghitung berapa titik didih/titik beku larutan, atau berapa besar kenaikan titik didih/bekunya jika dibandingkan dengan air murni, maka kita tidak harus susah payah untuk mendidihkan/membekukan larutan. Namun kalian bisa menggunakan rumus untuk menghitung berapa titik didih/kenaikannya serta titik beku/penurunannya.
Contoh soal:
Suatu larutan non-elektrolit terbentuk dengan mencampurkan 18 gram zat terlarut ke dalam 250 gram pelarut. Jika zat terlarut memiliki massa molekul relatif (Mr) sebesar 180 gram/mol, dan Ketetapan titik didih pelarut (Kb) sebesar 0,52. Hitung:
a. kenaikan titik didih larutannya (∆Tb)
b. Titik didih larutannya (Tb)
Penyelesaian:
Nah, jika kalian melihat langkah penyelesaian perhitungan di atas, maka kalian dapat melihat di sana ada 3 langkah perhitungan.
1. Menghitung nilai "m" nya. Apa itu "m"? "m" adalah Molalitas.
2. Setelah diketahui nilai "m" nya, maka lanjut menghitung nilai kenaikan titik didih larutannya (∆Tb)
3. Setelah mengetahui berapa besar kenaikan titik didih larutannya, dengan mudah kita bisa mengetahui berapa besar nilai titik didih larutannya, yaitu menambahkan titik didih pelarutnya (air mendidih di suhu 100 derajat Celsius) dengan besar kenaikan titik didih larutannya (yaitu 0,208 derajat Celsius)
Contoh soal:
Suatu larutan non-elektrolit terbentuk dengan mencampurkan 2 gram zat terlarut ke dalam 50 gram pelarut. Jika zat terlarut memiliki massa molekul relatif (Mr) sebesar 119 gram/mol, dan Ketetapan titik beku pelarut (Kf) sebesar 5,12, serta air membeku di suhu 5,45 derajat Celsius. Hitung:
a. Penurunan titik beku larutannya (∆Tf)
b. Titik beku larutannya (Tf)
Nah, jika kalian melihat langkah penyelesaian perhitungan di atas, maka kalian dapat melihat di sana ada 3 langkah perhitungan.
1. Menghitung nilai "m" nya. Apa itu "m"? "m" adalah Molalitas.
2. Setelah diketahui nilai "m" nya, maka lanjut menghitung nilai penurunan titik beku larutannya (∆Tb)
3. Setelah mengetahui berapa besar penurunan titik beku larutannya, dengan mudah kita bisa mengetahui berapa besar nilai titik beku larutannya, yaitu mengurangkan titik beku pelarutnya (air membeku di suhu 5,45 derajat Celsius) dengan besar penurunan titik beku larutannya (yaitu 1,74 derajat Celsius)
Assalamualaikum pak ingin bertanya tekanan osmosis itu gimana ya pak ?
ReplyDeleteSekian pak , terimakasih 🙏🏻