Bagaimana kabar anak-anak hari ini? semoga sehat selalu di masa pandemi ini.
Pada kesempatan kali ini, pak Gun akan mengulang kaji materi Hidrolisis Garam yang sebenarnya sudah pak Gun berikan, namun dirasa belum memuaskan.
Jika suatu larutan basa dan asam dicampurkan dalam suatu wadah, maka akan terjadi suatu reaksi netralisasi. Hasil dari reaksi netralisasi ini adalah suatu garam dan air. Dengan adanya konsep ini, maka kita bisa memahami mengapa terbentuk air dan garam di samudera yang luas. Asal usulnya adalah tercampurnya larutan basa dan asam yang bersumber dari berbagai mata air yang melewati segala medan yang mempengaruhi pH nya.
Cara mudah membedakan antara asam, basa, dan garam adalah sederhana. Merujuk pada teori Asam Basa Arhenius, asam dicirikan terdapat atom H di awal penulisan rumus molekulnya (misal: H2SO4, HNO3, HCl, HCN). Sedang basa dicirikan terdapat atom O dan H di belakang penulisan rumus molekulnya (misal NaOH, LiOH, KOH). Jika ditemukan suatu molekul yang tidak terdapat H dan OH, maka bisa dipastikan molekul tersebut adalah suatu garam. Walaupun tips ini sangat terbatas, namun cukup bisa digunakan pada identifikasi asam, basa, dan garam sederhana.
Kembali ke reaksi netralisasi, perhatikan reaksi netralisasi berikut!
NH4OH (aq) + HCl (aq) --> NH4Cl (aq) + H2O (l)
Jika NH4OH dan HCl semua habis bereaksi, maka yang tersisa dalam wadah dari reaksi di atas adalah hanya garam NH4Cl dan air. Dalam keadaan demikian, dapat terjadi suatu reaksi Hidrolisis Garam. Hidrolisis Garam adalah reaksi kation dan anion garam dengan air menghasilkan ion H+ atau ion OH-. Reaksi hidrolisis ini dimulai dari reaksi penguraian garam dalam air menjadi kation dan anion (1), kemudian reaksi anion dan kation dengan air (2). Perhatikan reaksi berikut!
NH4Cl (aq) --> NH4+ (aq) + Cl- (aq) (1)
NH4+ (aq) + H2O (l) --> NH4OH (aq) + H+(aq) (2)
Pada reaksi kedua, kation dapat bereaksi dengan air karena kation berasal dari sifat basa lemah. Anion Cl- tidak dapat bereaksi dengan air karena berasal dari sifat asam yang kuat. Garam NH4Cl mengalami reaksi hidrolisis sebagian (parsial), karena hanya kation atau anionnya saja bereaksi dengan air.
Perhatikan kembali reaksi berikut!
NH4OH (aq) + HCN (aq) --> NH4CN (aq) + H2O (l)
Jika NH4OH dan HCN semua habis bereaksi, maka yang tersisa dalam wadah dari reaksi di atas adalah hanya garam NH4CN dan air. Dalam keadaan demikian, dapat terjadi suatu reaksi Hidrolisis Garam. Hidrolisis Garam adalah reaksi kation dan anion garam dengan air menghasilkan ion H+ atau ion OH-. Reaksi hidrolisis ini dimulai dari reaksi penguraian garam dalam air menjadi kation dan anion (1), kemudian reaksi anion dan kation dengan air (2). Perhatikan reaksi berikut!
NH4CN (aq) --> NH4+ (aq) + CN- (aq) (1)
NH4+ (aq) + H2O (l) --> NH4OH (aq) + H+(aq) (2)
CN- (aq) + H2O (l) --> NH4OH (aq) + OH- (aq) (2)
Pada reaksi kedua, kation dapat bereaksi dengan air karena kation berasal dari sifat basa lemah. Anion CN- juga dapat bereaksi dengan air karena berasal dari sifat asam yang lemah. Garam NH4CN mengalami reaksi hidrolisis sempurna, karena kation dan anionnya semua bereaksi dengan air.
Jadi jika disimpulkan, maka:
1. Kation dari sifat yang lemah akan bereaksi dengan air, menghasilkan ion H+. Dengan kata lain, hasil hidrolisis garam akan menghasilkan larutan bersifat asam. Hal ini bisa dilihat dengan dicelupkan kertas lakmus/indikator universal ke dalamnya.
2. Anion dari sifat yang lemah akan bereaksi dengan air, menghasilkan ion OH-. Dengan kata lain, hasil hidrolisis garam akan menghasilkan larutan bersifat basa. Hal ini bisa dilihat dengan dicelupkan kertas lakmus/indikator universal ke dalamnya.
3. Hidrolisis garam terdiri dari Hidrolisis Sempurna dan Hidrolisis sebagian.
Jika kalian ingin menambah wawasan, bisa klik link berikut!
Jika kalian telah memahami materi, silahkan cek pemahaman dengan mengerjakan tugas berikut!
Demikian materi daring kita pada pertemuan kali ini, semoga bermanfaat. Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Comments
Post a Comment